Jika ada banyak bintang di langit, mengapa pada saat malam masih gelap ?
Pasti teman-teman sering bertanya demikian. Ibarat dalam ruangan yang besar nan gelap ada banyak lilin, pasti ruangan tersebut akan terang tentunya. Tetap alam semesta bukan. Mengapa?
Baiklah.
Mari kita bahas...
Alasan Pertama
Bukankah ini seperti jutaan miliar galaksi, dan semuanya penuh dengan milyaran bintang, tampaknya sangat banyak tetapi hampir tidak cukup untuk membuat langit malam seterang siang hari. Jika ada jumlah bintang yang tak terbatas dan alam semesta yang tak terhingga ini, akan ada bintang di mana pun anda memandang di langit malam dan itu akan sangat terang.
Baiklah.
Mari kita bahas...
Alasan Pertama
Bukankah ini seperti jutaan miliar galaksi, dan semuanya penuh dengan milyaran bintang, tampaknya sangat banyak tetapi hampir tidak cukup untuk membuat langit malam seterang siang hari. Jika ada jumlah bintang yang tak terbatas dan alam semesta yang tak terhingga ini, akan ada bintang di mana pun anda memandang di langit malam dan itu akan sangat terang.
Tetapi alam semesta ini tidak berusia tua tanpa batas. Diperkirakan berdasarkan hitungan matematis, alam semesta ini tercipta sekitar 14 miliar tahun yang lalu melalui proses Big Bang dan karena kecepatan cahaya konstan (sama dimana saja), kita hanya dapat melihat benda-benda yang berjarak kurang dari 14 miliar tahun cahaya. Ini berarti bahwa kita hidup dalam "alam semesta yang dapat diamati" dari total alam semesta dan bahwa cahaya dari bintang-bintang yang jauh dari kita (bumi) daripada 14 miliar tahun cahaya tidak akan memiliki cukup waktu untuk mencapai Bumi. Katakan saja, sederhananya: Cahaya bintang yang kita lihat sekarang ini ialah cahaya yang terjadi mungkin beberapa juta tahun lalu, karena cahaya itu akan butuh waktu untuk mencapai Bumi. Ibarat Matahari, butuh waktu 8 menit untuk mencapai Bumi itu berdasarkan jarak bumi ke matahari. Nah bagaimana dengan jarak yang begitu jauh, waktu yang dibutuhkan tentu berbanding lurus dengan jaraknya. Bayangkan saja Bintang dengan jarak mungkin yang bisa mencapai ratusan juta tahun cahaya. Ya, cahayanya juga akan membutuhkan waktu yang sedemikian untuk mencapai Bumi. Dan siapa yang tahu, bintang tersebut masih hidup atau tidak? barangkali itu bintang yang telah mati, dan cahaya yang kita lihat itu adalah cahaya masa lalu.
Alasan Kedua
Alasan Kedua
Selain itu, alam semesta mengembang (Universe is Expanding) dan semua galaksi, dan bintang-bintangnya, bergerak menjauh dari kita. Berkat ini, cahaya dari bintang yang bergerak berubah warna dengan cara yang sama yang terdengar dari sirene ambulans yang bergerak berubah nada (Efek Doppler). Cahaya yang kami amati dari bintang-bintang yang jauh menyusut jauh lebih merah daripada jika mereka tidak bergerak - cahayanya 'bergeser merah' (redshifted). Dalam banyak kasus, pergeseran merah cukup besar untuk memindahkan cahaya dari wilayah yang terlihat dari spektrum elektromagnetik.
Alasan Ketiga
Dalam hukum fisika, ada yang disebut dengan Paradoks Olbers.
paradoks Olbers ini sederhananya demikian:
Jika kamu menembakkan lurus sebuah busur di tengah hutan yang enuh dengan pepohonan, maka kamu akan berpikiran suatu saat panah ini akan mengenai salah satu pohon. Kita juga beranggapan demikian, dengan melihat lurus ke alam semesta, kita beranggapan akan melihat bintang (matahari lain). Dan itu tentunya tidak kan cukup untuk menerangi sebuah alam semesta dengan jarak yang begitu jauh ke Bumi.
Maka kembali lagi ke alasan nomor 2, jarak akan menentukan panjang gelombang cahaya yang akan di terima di Bumi. Semakin jauh benda langit yang bercahaya maka akan semakin kecil juga cahaya yaang akan diterima.
Ya, penjelasan singkat mengapa langit malam di alam semesta ini dominan gelap. Oh iya, Johannes keper dan Edmond Halley sebagai seorang astronomi kenamaan juga sempat bingung mengenai hal ini.
Alasan Ketiga
Dalam hukum fisika, ada yang disebut dengan Paradoks Olbers.
paradoks Olbers ini sederhananya demikian:
Jika kamu menembakkan lurus sebuah busur di tengah hutan yang enuh dengan pepohonan, maka kamu akan berpikiran suatu saat panah ini akan mengenai salah satu pohon. Kita juga beranggapan demikian, dengan melihat lurus ke alam semesta, kita beranggapan akan melihat bintang (matahari lain). Dan itu tentunya tidak kan cukup untuk menerangi sebuah alam semesta dengan jarak yang begitu jauh ke Bumi.
Maka kembali lagi ke alasan nomor 2, jarak akan menentukan panjang gelombang cahaya yang akan di terima di Bumi. Semakin jauh benda langit yang bercahaya maka akan semakin kecil juga cahaya yaang akan diterima.
Ya, penjelasan singkat mengapa langit malam di alam semesta ini dominan gelap. Oh iya, Johannes keper dan Edmond Halley sebagai seorang astronomi kenamaan juga sempat bingung mengenai hal ini.