Semakin
hari kegiatan mendaki gunung semakin popular. Banyak yang memanfaatkan hari
libur dengan berangkat mendaki gunung. Dan ini menjadi nilai tambah bagi anak
muda ataupun siapa saja yang melaksanakan. Mengingat mendaki gunung sangat
banyak manfaatnya, dengan syarat anda tahu apa, dimana, mengapa, dan bagaimana
mendaki gunung. Jangan asal mendaki, jadilah pendaki gunung yang bijak. Bukan
sebagai pendaki bodoh yang kadang kalau kita membaca informasi seorang pendaki
tersesat di gunung akibat kelalai tidak membawa perlengkapan yang lengkap dan
memadai. Ada juga yang terkena serangan hipotermia, akibat terlalu sombong
tidak membawa SB, Jaket, atau Tenda pada musim penghujan. Banyak, banyak sekali
kemungkinan yang terjadi gunung. Terutama cuaca. Cuaca di gunung tidak akan
bisa diprediksi dengan akurat. Nah, di gunung, sekalipun kita telah
mempersiapkannya dengan baik dan akurat, yang namanya gunung pasti liar dan
berbahaya yang bisa menbahayakan diri kita sendiri. Apalagi orang-orang yang
tidak mempersiapkan pendakian gunung bukan.
Nah, kali ini saya ingin membahas mengapa
dilarang menggunakan Handphone pada saat mendaki? Ini bukan larangan atau
peraturan yang dikeluarkan Taman Nasional suatu gunung yang bersangkutan. Ini
hanya buah pemikiran penulis. Banyak pendaki meremehkan masalah ini, hanya
karena malas atau tidak mau berusaha mencari senter untuk persiapan, malah
menggunakan handphone.
Ini penjelas sedikit tentang handphone:
- Flash atau lampu handphone mempunya fungsi untuk blitz saat memotret pada kondisi gelap, dari sini jelas bahwa flash tersebut BUKAN senter.
- Rata – rata penggunaa nonstop lampu flash handphone sekitar 3 jam
- Jangkauan lampu flas handphone ini hanya sampi 3 meter
Nah, batere handphone ini sangat berguna saat
kita masih pada pendakian gunung. Sangat banyak manfaatnya. Dan handphone ini
akan sangat bermanfaat sekali saat kita tersesat. Bayangkan saat mendaki, kita
kehabisan batere (lowbat) dan tidak ada lagi yang bisa kita hubungi atau
pertolongan terakhir untuk kita komunikasian.
Zona BLANK 75 (Zona mematikan) - pendaki semeru sering keliru ketika turun dari puncak menuju kalimati |
Dan inilah yang menjadi penyelamat menurut saya
pada survivor di gunung semeru yang tersesat di puncak menuju ke kalimati. Dimana pada daerah ini sangat rawan tersesat. menuju Kalimati dari puncak sering pendaki tersesat dan menuju ke arah BLANK 75. Mereka pendaki asal
Cirebon ( Supriyadi 26 thn dan Zirli Gita ayu Saftri, 16 thn ). Dan menurut saya
mereka adalah pendaki yang beruntung, beruntung masih dapat menggunakan handphone
untuk mengirimkan pesan SMS ke keluarga, bukan untuk memberi kabar, atau
memberitahu sedang di Semeru. Tapi untuk meminta pertolongan baik secara tidak
langsung maupun tidak langsung.
Jalur pendakian (trekking) dari Ranu Kumbolo menuju Puncak Mahameru |
Secara langsung ini membantu kalau mereka
sedang tersesat, otomatis keluarga akan menghubungi pihak SAR atau TNBTS
setempat. Secara tidak langsungnya proses pengiriman SMS dari ponsel ke tower
dan ke operator pasti akan merekam jejak koordinat si pengirim. Sekalipun
koordinat yang direkam di operator provider ini private by provider. Tapi dengan mengetahui survivor mengirim
pesan, tim SAR bisa meminta bantuan ke provider untuk memberikan koordita
terakhir si survivor (pengirim pesan). Sangat beruntung dan bisa membantu dan
meminimalisir lokasai pencarian survivor.
Titik Survivors ditemukan sangat jauh dari jalur - kemungkinan survivor mengikuti arah sungai demi keselamatan |
Tim SAR berhasil menemukan dua pendaki asal
Cirebon tersebut yang hilang di puncak Semeru pada Selasa sore pukul 16.05 di
kawasan Gunung Boto dan mereka akan dievakuasi menuju ke Tawon Songo setelah
berhasil mendapatkan hasil tracking signal operator XL posisi survivor Semeru
berada pada koordinat 08°05'47,66"S - 112°54'09,43"E. Pergerakan SRU
ada yg ke posisi koordinat dan ada yang ke posisi air terjun lainnya. (SRU
adalah unit-unit yang melakukan operasi SAR di lokasi musibah/bencana)
Oke, boleh jadi ada pertanyaan Emang signal ada
di gunung? Ya jelas tidak sebagus sinyal diperkotaan, tapi kita bisa mencari
signal, ke daerah yang lebih tinggi, atau memnajat pepohanan seperti zaman dulu
belum ada jangkauan luas signal operator.
Setidaknya ada usaha dan menjadi seorang
pendaki yang bijaksana itu sangat penting. Jangan mengandalkan kesombongan
hanya karena sudah mempunyai pengalaman mendaki gunung yang banyak. Seganyanya
mungkin bisa terjadi diguung. Dan kita harus tetap mempertimbangkan kemungkinan
terburuk dari mendaki gunung tersebut.
JADILAH PENDAKI GUNUNG, yang mempunyai tujuan
mendaki gunung adalah KEMBALI PULANG KERUMAH.
Baca juga:
SALAM LESTARI