Pendakian ke puncak Mahameru |
Baru
saja berdua bersama Pebri berjalan menuruni trek Ayek-ayek di Gunung Semeru,
dengan kondisi dingin trek licin dan menurun sekitar jam 9 malam, carier terasa
ditarik ke sebelah kiri. Belum beranggapan apa-apa, namun terasa kembali
ditarik ke arah kiri untuk kedua kalinya, masih belum berani mengambil
kesimpulan sekalipun disaat itu berpikiran kalo teman cewek yang dibelakang
saya yang megang, karena mungkin dia takut atau karena treknya yang licin.
Namun setelah yang ketiga kalinya terasa ditarik-tarik kuberanikan untuk menoleh
dan bertanya, kok bisa sampe segitunya Pebri narik-narik carier saya, dan
ternyata kuperhatikan dia berjarak 3 meteran dengan saya. Terkejut dan heran
sambil latah mengucapkan #eehhhhhh. Pebri yang melihat dan mendengar saya
mungkin terkejut, langsung menanggapi, “kenapa lin”?. Kujawab “gak ada apa-apa”.
Mencoba untuk membuat situasi tetap aman. Langkahku mulai dirasuki pikiran yang
aneh-aneh, imajinasiku mulai mengganggu dan menjadi beban.
Istirahat sejenak sekitaran perkebunan teh |
Pendakian malam hari baik itu sedang trek mendaki atau
turun membutuhkan stamina dan konsentrasi yang baik. Karena bagaimanapun juga
saat mendaki kita harus mengingat apa yang kita lalui, baik berupa batu besar,
pohon tumbang, tanaman – tanaman lain dan apapun juga yang kita lalui. Ini berguna
saat kemungkinan kita tersesat, atau lupa jalan pulang.
Imajinasi menurut wikipedia adalah kekuatan atau proses
menghasilkan citra mental dan ide. Istilah ini secara teknis dipakai dalam
psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang
terlebih dahulu diberi persepsi pengertian. Sejak penggunaan istilah ini
bertentangan dengan yang dipunyai bahasa biasa, beberapa psikolog lebih
menyebut proses ini sebagai "menggambarkan" atau "gambaran"
atau sebagai suatu reproduksi yang bertentangan dengan imajinasi "produktif"
atau "konstruktif". Gambaran citra dimengerti sebagai sesuatu yang
dilihat oleh "[[mata pikiran]]". Suatu hipotesis untuk evolusi
imajinasi manusia ialah bahwa hal itu memperbolehkan setiap makhluk yang sadar
untuk memecahkan masalah (dan oleh karena itu meningkatkan fitnes) perseorangan
oleh penggunaan simulasi jiwa.
Imajinasi juga bisa berupa prasangka – prasangka lain. Albert
Einstein mengatakan Energi mengikuti imajinasi. Nah, Einstein mungkin tidak
main – main mengatakannya dan ada betulnya juga, karena kita mengenal adanya
hukum kekekalan energi.
Nah, terkadang pendakian gunung imajinasi kita merajalela.
Ini bisa terjadi karena kondisi yang lelah, perut kosong, dehidrasi ringan,
penat, bosan karena puncak belum nyampe-nyampe, atau pas turun yang gak
nyampe-nyampe juga. Dalam kondisi seperti ini imajinasi yang diproses didalam
otak, dan otak berpikir karena apa yang dirasakan, dilihat, dan didengar
sehingga sering terjadi pengalaman mistis. Tidak hanya saat menuruni trek
Ayek-ayek untuk pulang di gunung Semeru tersebut, pernah juga saya turun dari
Merbabu jalur Wekas jam 8 malam, pendaki lain yang saya lihat kesurupan, saya
berhenti dan melihat ada seseorang yang berpakaian adat Jawa. Terasa aneh bukan
ada disekitaran mereka. Namun kuanggap itu imajinasiku saja. Pernah juga saat
pendakian gunung Ungaran, saat berhenti istirahat sejenak diperkebunan Teh dengan
kondisi gerimis dan dingin sekitar jam 2 pagi, mendengar seperti berteriak suara
wanita. Namun tetap saya mengangap itu hanya imajinasi sekalipun bukan cuma saya
yang mendengar tetapi teman – teman saya juga.
Inilah imajinasi pendaki menurutku. Terjadi karena kondisi
seperti yang saya sebut diatas. Saya yakin bukan Cuma saya saja yang pernah
mengalami pengalam mistis yang demikian yang lebih membuat bulu kuduk berdiri
lebih tegak.
Tetapi
satu hal yang terpenting untuk melawan imajinasi ini ialah karena pada
prinsipnya perlu kita sadari, bahwa pikiran kita adalah sebuah kekuatan yg
sangat besar, mempunyai daya magnet yg luar biasa. Pikiran kita mampu menjadi
AUTOPILOT atas apa yg kita ingin wujudkan, yg kita cita citakan, bahkan yg
sekedar kita imajinasikan.
Pikiran
mampu mengendalikan secara automatis apa yg kita inginkan dan apa yg tidak kita
inginkan, maka hati hati dengan kekuatan pikiran kita dan pandai pandailah
mengelolanya karena pikiran yg dijabarkan melalui imajinasi mempunyai kemampuan
AUTOPILOT tersebut yg mampu mempengaruhi semua kejadian dalam hidup kita, dan
terkadang hal ini jarang disadari oleh masing masing individu, dan baru
mengetahui/menyadari setelah kejadian itu terjadi.
Memang
dalam setiap pendakian ada baiknya saat memulainya kita menyerahkan setiap
langkah dan perbuatan kita kepada Tuhan. Dan kita juga harus menetapkan dalam
hati dan pikiran kita bahwa kita punya niat baik yang dibarengi dan dibuktikan
dengan perbuatan kita. Sopan dan mematuhi peraturan tertulis maupun tidak
tertulis. Sekuat apapun mahkluk halus yang ada didepan kita kalau kita sudah
menyerahkannya pada Tuhan dan kita mempunyai niat baik, dan juga persiapan kita
yang matang, dia tidak bakalan mengganggu. Jadilah pendaki yang berani,
bijaksana, baik, dan dekat dengan Tuhan.
Karena
bagaimanpun juga:
TUHAN
BERSAMA PENDAKI GUNUNG
TUHAN
BERSAMA PEMBERANI
Salam Lestari
Salam Go Green